Inovasi Bukan untuk Pengecut

inovasi bukan untuk pengecut blog arkademi
Bisnis

Dunia ini diubah oleh para pemberani.

Berapa orang mati dan uang terbuang untuk menciptakan pesawat terbang yang aman?

Berapa banyak orang tersengat untuk menciptakan listrik yang kita kenal?

Berapa banyak orang yang bersedia terpapar penyakit ganas untuk menemukan sebuah obat?

Tiap inovasi memiliki sisi gelapnya sendiri. Yang tak tampak oleh orang luar. Namun dijalani oleh pelakunya dengan mengambil risiko besar dan kesepian. Setiap inovator mesti meniti jalan pedang yang perih dan licin.

Saya percaya siapapun yang berinovasi tidak diniatkan untuk men-disrupt siapapun. Bukan dimulai dengan niat mengancam. Namun untuk memecahkan masalah atau memenuhi sebuah kebutuhan secara lebih baik. Bahwa yang lebih baik akan menggantikan yang tidak lebih baik, itu keniscayaan.

Tapi sesuatu yang baru tak hanya harus berhadapan dengan incumbent yang telah berhasil mengambil begitu banyak keuntungan, terutama secara ekonomi. Namun juga mengguncang tatanan sosial dan nilai-nilai yang dianggap ‘normal’. Status quo tak hanya telah terbukti menciptakan keuntungan, namun kestabilan dan kepastian. Setiap orang suka mendengar kata ‘Inovasi’, namun akan bergeming mempertahankan status quo-nya masing-masing.

[vc_single_image image=”13385″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”#login” el_class=”logintrig” css=”.vc_custom_1524312751498{margin-top: -20px !important;margin-bottom: 14px !important;}”]

 

Inovasi secara pasti akan masuk ke area abu-abu: wilayah tanpa regulasi. Ini minimal. Karena regulasi dibuat oleh regulator berdasarkan persitiwa yang sudah terjadi. Bukan sebaliknya. Regulasi dibuat dengan proses dan aturan baku yang mustahil bisa mengikuti kecepatan inovasi.

Mungkin ini bisa jadi acuan pertama: bila anda berinovasi di wilayah yang sudah teregulasi, mungkin anda tidak sedang berinovasi.

Gojek adalah contoh nyata. Ojek tak diatur dalam regulasi transportasi di Indonesia. Namun ketika ojek dikomersialkan secara institusional oleh Gojek, masalah muncul. Orang-orang mulai mempertanyakan dan menggugat keabsahannya. Masalah tak hanya muncul dari sisi regulasi, tapi juga tatanan ekonomi dan sosial dari para penikmat status quo. Pertengkaran dengan ojek pangkalan sampai sopir angkutan umum.

Begitu pula dengan Gocar, Grabcar atau Uber. Mereka bahkan masuk ke area hitam. Karena angkutan komersial roda 4 itu high regulated. Di dalamnya ada pelaku usaha dan investor yang telah berinvestasi sangat besar untuk menguasai pasar. Jejaring lobi mereka ada dimana-mana: organisasi, pemerintah, parlemen, hingga komunitas.

Kalau sekarang kita menikmati setiap layanan Gojek dan Grab dengan leluasa, hal itu tidak dicapai dengan duduk manis. Tapi melalui pertempuran sangat keras di balik layar antara inovator dan incumbent. Pertempuran berbiaya sangat mahal, menguras waktu, tenaga, dan sumberdaya.

Seperti yang kita lihat pada video di atas. Seorang dokter yang melakukan operasi jarak jauh. Kita mungkin bertepuk tangan dan kagum. Tapi tidak dengan asosiasi medis atau dokter. Dunia kesehatan itu sangat high regulated karena menyangkut nyawa manusia. Sebuah perusahaan farmasi untuk ujicoba obat ke manusia pun luar biasa syaratnya. Apalagi operasi pakai robot, jarak jauh pula.

Mesin ciptaan yang hebat hanya salah satu syarat dari inovasi yang berhasil. Syarat lain adalah keberanian (baca: kenekatan). Bukan hanya dari pelakunya, tapi juga orang-orang yang menyediakan diri menjadi penguji, dan setiap orang yang percaya pada inovasi tersebut serta bagaimana ia mampu menciptakan dampak.

Pada akhirnya, inovasi bukanlah untuk pengecut. Inovasi adalah milik orang para pemberani. Dan keberanian itu privilage.

[course id=”15787″]

Kita bisa belajar hampir segala hal saat ini. Termasuk belajar menciptakan sesuatu yang baru. Dari buku, internet, sekolah, atau peer network. Kita mungkin bisa cukup tekun mengutak-atik sesuatu hingga ia menjadi inovasi yang luar biasa. Namun ketika inovasi itu dibawa masuk ke pasar, ia menuntut lebih banyak hal ketimbang hanya ketekunan, kecerdasan, dan uang. Anda akan butuh banyak bekal keberanian. Berani menghadapi derajat ketidakpastian yang tinggi dan serangan dari status quo. Pertarungan yang membutuhkan kesabaran dan stamina seorang pelari marathon. Serta kecerdikan agar mampu menang sebelum kehabisan sumberdaya.

Keberanian. Kesabaran. Kecerdikan. Setiap hal yang tidak diajarkan oleh buku apapun. (*)

[vc_btn title=”DAFTAR. DAPAT GRATIS 6 KELAS” color=”danger” align=”center” css_animation=”flipInX” button_block=”true” link=”url:%23login|||” el_class=”logintrig”]