Tugas HRD di Era AI 2026 Bukan Cuma Urus Administrasi

Tugas HRD di Era AI 2026 Bukan Cuma Urus Administrasi
Dari ArkademiHuman Resource

Banyak orang masih membayangkan tugas HRD cuma seputar administrasi: urus absensi, bikin kontrak, dan hitung cuti. Kenyataannya, memasuki 2026, ekspektasi ke tim HR jauh lebih besar. HR diminta ikut memikirkan strategi bisnis, menjaga engagement karyawan, sambil tetap memastikan semua proses berjalan rapi dan patuh aturan.

Di saat yang sama, AI mulai dipakai di mana-mana. Ada yang pakai AI untuk menulis pengumuman lowongan, menyaring CV, sampai membantu menyusun materi pelatihan. Kalau dulu HR mungkin sempat ragu, sekarang pertanyaannya bergeser menjadi: bagaimana caranya memakai AI dengan tepat, bukan lagi “perlu atau tidak”.

Artikel ini membahas bagaimana tugas HRD di Indonesia berubah di era AI 2026, dan skill apa saja yang perlu mulai disiapkan supaya tetap relevan.

1. Tugas HRD yang Masih Tetap Sama

Sebelum membahas yang berubah, kita ingat dulu beberapa tugas HRD yang tetap penting, apa pun teknologinya:

  • Mengelola administrasi karyawan: data pribadi, kontrak kerja, mutasi, dan arsip penting lain.
  • Mengurus payroll bersama tim Finance: gaji, lembur, tunjangan, dan potongan.
  • Mengelola benefit karyawan: BPJS, asuransi, fasilitas kantor, dan kebijakan cuti.
  • Menjaga kepatuhan dengan regulasi ketenagakerjaan: Peraturan Perusahaan, PKB, dan aturan lembur.

Bagian ini sering dianggap “pekerjaan dasar” HRD. Di 2026, tugas-tugas ini tetap ada, tetapi caranya dikerjakan mulai banyak terbantu sistem digital dan AI.

2. Tugas HRD yang Berubah Karena AI

AI tidak serta-merta menggantikan HRD, tetapi mengubah cara HRD bekerja. Beberapa contoh pergeseran yang mulai terasa di perusahaan Indonesia:

  • Dari baca CV satu per satu ke screening berbasis data.
    HRD tidak lagi menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memilah CV. AI membantu memberi skor awal dan mengelompokkan kandidat, sehingga HR bisa fokus mengkaji kandidat yang paling relevan.
  • Dari sekadar mengumumkan lowongan ke mengelola candidate experience.
    HRD perlu memikirkan bagaimana pengalaman kandidat dari awal sampai akhir: seberapa cepat respon, seberapa jelas informasi, dan bagaimana citra perusahaan dirasakan kandidat.
  • Dari input data manual ke analisis data SDM.
    Data absensi, turnover, performa, dan hasil rekrutmen tidak hanya disimpan, tapi diolah untuk menjawab pertanyaan seperti: “Kenapa turnover di divisi A tinggi?” atau “Channel mana yang menghasilkan kandidat terbaik?”.

Survei penggunaan AI di Indonesia yang dirangkum GoodStats juga menunjukkan semakin banyak pekerja memakai AI untuk membantu tugas profesional, termasuk menyederhanakan pekerjaan administrasi dan analisis.

Hal ini membuat HRD yang melek data dan teknologi akan punya nilai tambah lebih besar di mata perusahaan.

3. Peran Baru HRD: Partner Strategis Bisnis

Dengan bantuan sistem digital dan AI, banyak pekerjaan rutin bisa dipercepat. Akibatnya, waktu HRD bisa lebih banyak digunakan untuk hal-hal strategis, misalnya:

  • Membantu pimpinan membaca kondisi organisasi.
    Contoh: memetakan divisi yang kelebihan atau kekurangan orang, tingkat burnout, dan kebutuhan rekrutmen.
  • Menghubungkan rekrutmen dengan pengembangan karyawan.
    HRD mulai bertanya: setelah kandidat diterima, bagaimana rencana pelatihannya? Skill apa yang perlu dikejar di tiga sampai enam bulan pertama?
  • Mendukung perubahan organisasi.
    Saat perusahaan membuka cabang baru, meluncurkan produk baru, atau melakukan restrukturisasi, HRD berperan menjaga komunikasi dan memastikan perubahan berjalan manusiawi.

Peran-peran ini membuat HR tidak bisa lagi dipandang hanya sebagai “bagian administrasi”. HRD yang paham bisnis dan nyaman berdiskusi dengan manajemen akan jadi sangat berharga.

4. Skill Tambahan yang Perlu Dikuasai HRD di 2026

Supaya bisa menjalankan peran baru di era AI, beberapa skill berikut semakin penting untuk HRD:

  1. Pemahaman dasar data dan analitik.
    Tidak harus menjadi data analyst, tetapi mampu membaca dashboard, memahami persentase, tren, dan membuat kesimpulan sederhana.
  2. Kemampuan menggunakan tools digital dan AI.
    Misalnya memanfaatkan AI untuk menyusun pertanyaan interview, merapikan deskripsi pekerjaan, atau menganalisis catatan interview.
  3. Komunikasi dan storytelling.
    HRD perlu menjelaskan temuan data SDM ke manajemen dengan cara yang mudah dipahami, sekaligus menyampaikan kebijakan ke karyawan dengan bahasa yang jelas.
  4. Pemahaman regulasi dan etika penggunaan AI.
    Termasuk menjaga kerahasiaan data karyawan dan memastikan AI tidak digunakan dengan cara diskriminatif.

Dengan kombinasi skill ini, HRD dapat menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan ancaman.

Tugas HRD di Era AI 2026

5. Contoh Penerapan AI dalam Tugas HRD Sehari-hari

Supaya lebih mudah dibayangkan, berikut beberapa contoh penggunaan AI yang bisa langsung membantu tugas HRD:

  • Saat membuka lowongan baru.
    AI membantu menyusun draft job description yang rapi, kemudian HR menyesuaikan dengan budaya dan kebutuhan perusahaan.
  • Saat menyaring CV.
    AI memberi skor awal berdasarkan kriteria yang sudah disepakati. HR tetap meninjau ulang, tetapi waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat.
  • Saat mempersiapkan interview.
    HR bisa meminta AI menyusun daftar pertanyaan berbasis kompetensi, lalu memilih dan mengedit agar sesuai dengan konteks pekerjaan.
  • Saat menyusun ringkasan hasil interview.
    Catatan interview yang panjang bisa diringkas AI menjadi poin-poin utama, sehingga memudahkan diskusi dengan hiring manager.
  • Saat merencanakan pelatihan.
    HR bisa menggunakan AI untuk menganalisis kebutuhan pelatihan berdasarkan data kinerja, kemudian menghubungkannya dengan course yang ada di Arkademi.

Dengan pola seperti ini, AI menjadi “asisten pintar” yang membantu HRD fokus pada pengambilan keputusan dan pendekatan manusiawi.

6. Peran LUNA AI untuk HRD di Indonesia

Dalam konteks tugas HRD di era AI 2026, LUNA AI hadir untuk membantu HR dan hiring manager mengelola proses rekrutmen dengan lebih rapi dan transparan.

Beberapa manfaat praktis LUNA AI bagi HRD:

  • Screening CV lebih cepat dan konsisten.
    LUNA AI membantu memberi skor kandidat berdasarkan kriteria yang jelas, sehingga HR tidak perlu menilai dari nol setiap kali.
  • Audit trail keputusan rekrutmen tersimpan rapi.
    Setiap tahap, catatan, dan skor interview terdokumentasi. Ini memudahkan HR ketika harus menjelaskan keputusan ke manajemen atau melakukan evaluasi proses.
  • Terhubung dengan pengembangan karyawan.
    Setelah kandidat diterima, data dari LUNA AI bisa menjadi dasar menyusun rencana belajar yang tepat lewat course di Arkademi.

Dengan cara ini, HRD tidak hanya terlihat sibuk, tetapi juga menunjukkan dampak nyata terhadap kualitas talenta di perusahaan.

Penutup: HRD yang Relevan di Era AI

Tugas HRD di era AI 2026 jelas bukan lagi sebatas mengurus administrasi. HRD dituntut untuk:

  • memahami data SDM,
  • memanfaatkan AI untuk pekerjaan rutin dan analisis,
  • menjadi partner diskusi manajemen,
  • sekaligus tetap menjaga sisi manusiawi dalam setiap keputusan.

Kalau Arkawan ingin mulai mencoba bagaimana AI bisa membantu tugas HRD tanpa harus langsung mengubah semua sistem, kamu bisa memulai dari satu proses dulu, misalnya rekrutmen.

👉 Coba LUNA AI — Trial 30 Hari + Akses Course Arkademi