Cara Membuat Job Description yang Jelas Beserta Contohnya

Cara Membuat Job Description yang Jelas Beserta Contohnya
Dari ArkademiHuman Resource

Kalau kamu bekerja di HR atau jadi Hiring Manager, hampir pasti kamu sudah akrab dengan istilah job description (jobdesk). Setiap kali buka lowongan baru, kalimat “tolong kirim JD-nya” sudah seperti template.

Masalahnya, banyak JD yang hanya jadi dokumen formalitas. Isinya copy–paste dari internet, terlalu umum, dan tidak membantu saat menyaring CV atau menjelaskan ekspektasi kerja ke karyawan baru.

Artikel ini merangkum cara praktis membuat JD yang jelas dan terpakai, lalu mengenalkan job scorecard sebagai versi lanjutan yang lebih terukur dan siap dihubungkan ke AI screening seperti LUNA AI.

Apa Itu Job Description dan Kenapa Penting

Secara sederhana, job description adalah dokumen yang menjelaskan:

  • Nama posisi dan di divisi apa posisi itu berada.
  • Tugas dan tanggung jawab utama.
  • Kualifikasi minimum (pendidikan, pengalaman, skill).
  • Atasan langsung dan posisi setara.

Fungsinya bukan hanya untuk teks iklan lowongan di job portal. JD yang jelas membantu kamu untuk:

  • Menjelaskan ekspektasi ke kandidat dan karyawan baru.
  • Menjadi acuan saat evaluasi kinerja.
  • Menyelaraskan pemahaman HR dan Hiring Manager tentang peran tersebut.

JD adalah titik awal supaya semua orang bicara dengan bahasa yang sama tentang sebuah role.

Komponen Job Description yang Jelas

Supaya job description benar-benar berguna di proses rekrutmen, pastikan setidaknya ada bagian berikut:

  1. Informasi dasar posisi
    Nama posisi, divisi/departemen, dan atasan langsung.
  2. Ringkasan peran (role summary)
    Dua sampai empat kalimat tentang tujuan utama posisi.
    Contoh: “Customer Success bertanggung jawab menjaga kepuasan dan retensi pelanggan melalui dukungan yang cepat dan proaktif.”
  3. Tugas dan tanggung jawab utama
    Daftar 5–10 tugas inti dengan kata kerja aktif (mengelola, menganalisis, menyusun, menindaklanjuti).
  4. Kualifikasi dan persyaratan
    Pendidikan, pengalaman, skill teknis (tools, software, bahasa) dan non-teknis (komunikasi, teamwork, problem solving).
  5. Indikator keberhasilan (jika memungkinkan)
    Dua–tiga poin yang menandakan role ini berjalan baik, misalnya:
    “Customer churn < 5% per kuartal” atau “Tiket terjawab < 2 jam pada jam kerja”.

Dengan struktur ini, JD tidak hanya daftar tugas, tapi mulai mengarah ke ekspektasi kinerja.

Contoh Singkat Job Description Customer Success

Berikut contoh singkat JD untuk Customer Success Executive.

  • Departemen: Customer Operations
  • Melapor ke: Head of Customer Success

Ringkasan peran:
Menjaga kepuasan dan retensi pelanggan melalui dukungan yang responsif, edukasi produk, dan koordinasi lintas tim untuk menyelesaikan masalah pelanggan.

Tugas utama (contoh):

  • Menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan melalui email, chat, atau telepon.
  • Memberikan edukasi penggunaan produk kepada pelanggan baru.
  • Memantau penggunaan produk dan menghubungi pelanggan berisiko churn.
  • Berkoordinasi dengan tim internal untuk menyelesaikan tiket teknis.

Kualifikasi (contoh):

  • Minimal D3/S1, diutamakan bidang komunikasi, bisnis, atau terkait.
  • Pengalaman minimal 1 tahun di layanan pelanggan.
  • Mampu berkomunikasi dengan jelas, lisan maupun tulisan.

Struktur seperti ini sudah cukup untuk menjadi dasar iklan lowongan dan diskusi awal dengan kandidat.

Level Lanjut: Job Scorecard Sebagai Versi Terukur

Setelah JD rapi, kamu bisa naik satu level dengan menyusun job scorecard untuk posisi-posisi yang paling kritis.

Secara sederhana, job scorecard adalah lembar penilaian untuk satu posisi. Di dalamnya, kamu merangkum tiga hal utama:

  • Outcome utama yang ingin dicapai posisi tersebut.
  • Kompetensi inti yang ingin dilihat (misalnya Communication, Empathy, Ownership).
  • Kompetensi teknis yang relevan (misalnya pemahaman produk, penggunaan CRM).

Setiap poin diberi skala penilaian (misalnya 1–5) dan ruang catatan singkat sebagai bukti. Scorecard ini kemudian digunakan untuk:

  • Menilai kecocokan kandidat saat screening dan wawancara.
  • Menjadi bahan rapat komite rekrutmen.
  • Menjadi rujukan saat evaluasi masa probation.

JD membantu kamu menjelaskan pekerjaan, sedangkan job scorecard membantu kamu menilai kandidat dan karyawan secara lebih objektif.

Menghubungkan JD dan Job Scorecard dengan LUNA AI

Jika JD dan job scorecard sudah jelas, kamu bisa mulai memanfaatkan LUNA AI untuk mempercepat proses rekrutmen:

  • Sebagai acuan AI screening
    Poin-poin di JD dan scorecard menjadi referensi LUNA AI saat membaca CV dan jawaban kandidat.
  • Membantu memilih kandidat yang paling mendekati kebutuhan
    Sistem memberi skor dan insight berdasarkan kompetensi dan kualifikasi yang tertulis.
  • Menciptakan audit trail rekrutmen yang rapi
    Keputusan hire/hold/reject terekam dengan alasan yang jelas, bukan sekadar feeling.
  • Memberi data awal untuk onboarding dan pelatihan
    Hasil screening dapat dipakai menyusun learning path di Arkademi untuk karyawan baru.

Dengan begitu, dokumen yang sering dianggap administratif (JD) berubah menjadi fondasi sistem rekrutmen yang lebih data-driven.

Penutup: Rapikan JD, Lanjutkan ke Scorecard, Coba LUNA AI

Kalau selama ini job description di perusahaanmu masih terasa umum dan kurang membantu saat memilih kandidat, ini saat yang tepat untuk merapikan struktur dan mulai memikirkan job scorecard untuk role yang paling penting.

Setelah itu, kamu bisa melihat bagaimana AI membantu mempercepat screening dan menyiapkan data yang rapi untuk diskusi dengan Hiring Manager.

Coba LUNA AI — Trial 30 Hari + Akses Course Arkademi — uji pada satu lowongan aktif, lihat bagaimana JD dan scorecard yang jelas membuat proses rekrutmen jauh lebih terstruktur.