“Mas, UMP 2026 jadi berapa, ya?”
Pertanyaan itu sudah beberapa kali mampir ke WhatsApp Rina, HR Manager di sebuah perusahaan manufaktur di Jawa Barat. Di grup manajemen, Finance bertanya soal budget gaji 2026. Di sisi lain, beberapa karyawan juga mulai penasaran apakah gaji mereka akan naik mengikuti UMP.
Masalahnya, sampai awal Desember 2025 angka UMP 2026 belum juga resmi diumumkan. Pemerintah sudah memberi bocoran bahwa akan ada formula baru dan rentang kenaikan, tapi belum ada angka final.
Kalau Arkawan HR berada di posisi yang mirip dengan Rina, artikel ini untuk kamu. Kita akan melihat sekilas perkembangan terbaru UMP 2026, lalu membahas langkah praktis yang bisa HR lakukan sambil menunggu keputusan resmi.
Sekilas Perkembangan UMP 2026
Bayangkan Rina membuka portal berita setiap pagi hanya untuk melihat apakah UMP 2026 sudah keluar. Yang ia temukan justru berita bahwa:
- Pengumuman UMP 2026 ditunda dari jadwal semula 21 November karena pemerintah sedang menyelesaikan Peraturan Pemerintah (PP) baru tentang pengupahan.
- Formula UMP 2026 tidak lagi satu angka nasional seperti tahun sebelumnya, tetapi berbentuk rentang kenaikan yang bisa disesuaikan tiap daerah.
- Penetapan UMP tetap akan mempertimbangkan kebutuhan hidup layak, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi provinsi masing-masing.
- Pemerintah menargetkan keputusan UMP 2026 terbit sebelum 31 Desember 2025, agar bisa menjadi dasar upah Januari 2026.
Untuk mengikuti perkembangan resmi, Arkawan bisa memantau pemberitaan dari Kementerian Ketenagakerjaan dan media nasional, misalnya penjelasan Menaker tentang formula baru UMP 2026 di Detik Finance.
Apa Artinya Bagi HR Seperti Rina?
Di ruang rapat, Rina duduk bersama Direktur Keuangan dan Head of Operation. Slide di layar berisi dua pertanyaan besar:
- Berapa besar kenaikan gaji yang harus kita siapkan?
- Apakah struktur gaji kita masih aman setelah UMP baru keluar?
Belum adanya angka UMP membuat HR berada di antara:
- Kebutuhan bisnis: perusahaan butuh proyeksi biaya tenaga kerja tahun depan.
- Kewajiban hukum: perusahaan wajib mematuhi UMP ketika sudah berlaku.
- Harapan karyawan: mereka ingin kepastian soal gaji.
Menunggu saja tanpa persiapan bukan pilihan yang bijak. Di sinilah peran HR menjadi strategis.
Langkah Praktis HR Sambil Menunggu UMP 2026 Resmi
Rina memutuskan untuk tidak menunggu pasif. Ia mengajak tim HR membuat beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan sekarang juga. Arkawan bisa menirunya di perusahaan masing-masing.
1. Kelompokkan Karyawan Berdasarkan Level Gaji
Pertama, Rina meminta timnya menarik data gaji dan membuat tiga kelompok:
- Karyawan dengan gaji sama atau mendekati UMP 2025.
- Karyawan dengan gaji sedikit di atas UMP (misalnya 5–20% di atas).
- Karyawan dengan gaji jauh di atas UMP (mid–senior).
Kelompok pertama dan kedua adalah yang paling sensitif terhadap perubahan UMP. Di sinilah fokus penyesuaian gaji biasanya akan lebih besar.
2. Buat Simulasi Beberapa Skenario Kenaikan
Karena pemerintah mengarah ke sistem rentang kenaikan, Rina tidak menunggu angka pasti. Ia menyiapkan simulasi misalnya:
- Skenario konservatif: kenaikan 3–4%.
- Skenario moderat: kenaikan 5–6%.
- Skenario agresif: kenaikan 7–8%.
Setiap skenario dihitung dampaknya ke total payroll setahun. Dengan angka ini, diskusi dengan manajemen menjadi jauh lebih konkret.
3. Cek Ulang Struktur dan Skala Upah
Rina juga mengecek apakah setelah UMP naik nanti:
- Gaji posisi entry level tidak “menabrak” gaji posisi yang satu level di atasnya.
- Selisih antar level jabatan masih masuk akal.
Jika perlu, ia menyiapkan opsi penyesuaian struktur dan skala upah, agar tidak hanya mengubah angka gaji satu per satu.
4. Siapkan Draft Komunikasi ke Karyawan
Daripada menunggu karyawan bertanya, Rina mempersiapkan draft pengumuman internal yang kira-kira berisi:
- Perusahaan akan menyesuaikan gaji mengikuti UMP 2026 ketika sudah ditetapkan pemerintah.
- Penyesuaian mungkin dilakukan bertahap jika diperlukan dari sisi keuangan.
- Informasi detail akan disampaikan begitu aturan resmi keluar.
Komunikasi yang jujur dan jelas biasanya lebih menenangkan daripada diam sampai menit terakhir.
5. Pantau Sumber Resmi, Bukan Hanya Info Viral
Tim HR Rina membuat satu file kecil berisi link ke sumber informasi resmi, misalnya:
- Situs dan rilis pers Kementerian Ketenagakerjaan.
- Berita ekonomi dari media nasional yang kredibel.
Salah satu ringkasan perkembangan penundaan pengumuman UMP 2026 dan pembahasan formula baru dapat ditemukan di Good News From Indonesia.
Dengan begitu, diskusi di internal perusahaan tidak hanya berdasarkan cuplikan berita yang belum tentu lengkap.
Merapikan Data: Fondasi Keputusan Gaji yang Lebih Adil
Di luar angka UMP, Rina sadar bahwa keputusan gaji seharusnya tidak hanya mengikuti minimum pemerintah. Ia mulai merapikan beberapa hal:
- Data gaji per posisi dan level untuk melihat struktur keseluruhan.
- Hasil penilaian kinerja 2025 untuk menghubungkan kenaikan gaji dengan performa.
- Status kontrak dan masa kerja untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Dengan data ini, keputusan penyesuaian gaji bisa dibagi menjadi dua kategori:
- Penyesuaian wajib karena UMP.
- Penyesuaian berbasis kinerja dan kontribusi.
Di sinilah HR mulai bergerak dari peran administratif menuju mitra strategis bisnis.
Di Mana Peran LUNA AI dalam Situasi Seperti Ini?
LUNA AI tentu tidak mengatur besaran UMP. Namun, di tengah perubahan regulasi, LUNA bisa membantu HR seperti Rina untuk fokus pada satu hal yang tidak kalah penting: talenta mana yang paling kritis untuk dijaga dan dikembangkan.
Dengan LUNA AI, HR dapat:
- Melihat profil kandidat dan karyawan berdasarkan skill dan performa, bukan hanya gaji.
- Mengidentifikasi posisi yang paling sulit digantikan ketika biaya tenaga kerja naik.
- Menghubungkan hasil rekrutmen dengan learning path di Arkademi, sehingga kenaikan gaji selaras dengan peningkatan kompetensi.
Pendekatan ini membantu perusahaan memandang penyesuaian gaji bukan hanya sebagai biaya, tetapi sebagai investasi pada orang yang tepat.
Jangan Hanya Menunggu Angka UMP
Ketidakpastian angka UMP 2026 memang membuat banyak HR merasa serba menggantung. Namun, seperti Rina, Arkawan sebenarnya punya cukup banyak ruang untuk bergerak:
- Memetakan karyawan berdasarkan level gaji.
- Menyusun simulasi beberapa skenario kenaikan.
- Menjaga struktur dan skala upah tetap logis.
- Menyiapkan komunikasi yang jujur dan transparan.
Dengan fondasi ini, ketika UMP 2026 akhirnya resmi diumumkan, Arkawan tidak perlu mulai dari nol.
Jika Arkawan juga ingin mulai membangun fondasi data talenta yang lebih kuat dari rekrutmen hingga pengembangan Arkawan bisa mencoba LUNA AI dalam satu siklus rekrutmen.