Pada hari Kamis 1 Februari kemarin Arkademi sampai di pencapaian barunya: menembus jumlah 1.000 lebih siswa. Perlu 48 hari bagi bayi Arkademi untuk mencapai angka ini sejak diluncurkan ofisial pada 15 Desember 2017 lalu. Artinya, sudah 1.000 orang lebih yang mengadopsi dan menerima Arkademi sebagai teknologi dan platform baru dalam dunia pembelajaran berkelanjutan bidang keahlian. Sampai saat ini ada 135 pengguna aktif harian atau 1.800 bulanan.
Saya pribadi bangga dengan angka ini mengingat Arkademi adalah sebuah usaha rintisan (startup) yang saya mulai dan operasikan sendirian dengan biaya hanya Rp 700 ribu dari sebuah ‘pedalaman’ di Kalimantan. Yang bila saya sebut nama daerahnya mungkin anda tidak pernah dengar. Namun itu tak mencegah Arkademi mengusung mimpi dan misi yang besar.
Hal ini menunjukkan bahwa membangun sebuah usaha rintisan di era sekarang bisa dilakukan dengan sumberdaya minimal namun memiliki pertumbuhan yang cepat serta potensi yang sangat menjanjikan. Bandingkan dengan institusi pendidikan konvensional yang perlu biaya besar membangunnya dan waktu yang panjang untuk mengumpulkan 1.000 siswa.
Pencapaian ini tentu bukan milik saya saja. Tapi juga milik teman-teman semua yang percaya pada apa yang saya lakukan melalui Arkademi. Baik mentor, teman-teman yang bergabung di FB grup dan fanpage Arkademi, dan semua siswa Arkademi di masa-masa awal. Merekalah yang menyaksikan bagaimana Arkademi dimulai dari sebuah gagasan, disurvei, diujicoba konten dan teknologinya, dirilis, dikomersialisasi, hingga dibuka sebagai platform crowdsource social learning yang terbuka.
Arkademi adalah sesuatu yang benar-benar baru: dari tidak ada menjadi ada. Perlu kepercayaan besar untuk mengadopsi sesuatu yang asing. Saya merasa sangat terhormat mendapat kepercayaan tersebut. Menjadi tanggungjawab saya untuk meneruskan kepercayaan itu lewat mengembangkan Arkademi agar bisa melayani semua orang lebih baik lagi.
Mungkin angka 1.000 ini dianggap kecil bila dibandingkan dengan situs berita/artikel atau media sosial lain. Benar. Tapi orang datang ke Arkademi untuk belajar, bukan untuk membaca berita/artikel atau menonton video singkat. Arkademi bukan tempat untuk killing time atau bergosip. Arkademi adalah sekolah. Orang datang dengan kesungguhan untuk belajar dan mengembangkan diri. Saya melayani 1.000 orang yang berkemauan kuat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik dengan cara belajar meningkatkan keterampilannya.
Terma kasih dan sembah sujud saya terutama kepada para mentor-mentor awal. Pak dosen Baizul Zaman yang setia sejak awal mula, mastah Darmawan Aji yang memboyong ratusan siswa baru, mastah Muhammad Arif Setianto dan mastah Andro (dua yang terakhir ini kelasnya sedang dipersiapkan dan segera rilis). Juga kepada sahabat Echy Saljudilangit yang menemani dengan setia dan tak pernah hilang kepercayaan kepada Arkademi. Mas Alfian Pamungkas Sakawiguna yang dengan murah hati menyediakan dan memelihara server andal IDCloudHost untuk Arkademi. Termasuk Bapak Istia Budi, kepala suku DiLo Balikpapan yang mengupayakan koneksi internet berkualitas tinggi buat saya di ‘pedalaman’. Tanpa mereka, mustahil Arkademi bisa tiba di tahapan saat ini. Berkat mereka saya yakin bahwa saya tidak pernah bekerja sendirian untuk Arkademi.
Lalu apa setelah ini?
Fokus Arkademi di 2018 adalah mengakuisisi mentor. Targetnya 50 mentor. Tapi, sampai kemarin jumlah orang yang telah mengisi formulir pendaftaran calon mentor sudah 31 orang! Tema kelasnya beragam. Mulai dari seni, hukum, teknologi, pemasaran, bahkan parenting. Ada saja calon mentor yang mendaftar baru setiap hari. Artinya, hanya perlu 1 bulan untuk mencapai separuh target. Ini di luar perkiraan. Makin banyak kelas dirilis otomatis makin banyak siswa baru, dan makin banyak pula calon mentor mendaftar.
Target lain 2018 adalah 150 kelas, 50.000 siswa, dan 250 siswa rata-rata per kelas. Kalau melihat apa yang terjadi pada 48 hari pertama ini dan potensi startup digital untuk berkembang secara eksponensial, maka saya percaya diri akan target tersebut.
Kendala terbesar saya saat ini adalah melakukan aktivasi terhadap para calon mentor: melayani dan membantu mereka merancang, membuat, menyetel, merilis, dan mengelola kelas di Arkademi. Sedangkan saya hanya sendirian dan perlu membimbing mereka dalam mengadopsi dan beradaptasi pada Arkademi sebagai platform baru di dunia pengajaran dengan sistem pengajaran kurikulum.
Sebenarnya saya sudah harus memiliki tim. Tapi saat ini saya dan Arkademi tidak punya kemampuan ekonomi, tidak punya uang. Kalaupun Arkademi sudah memiliki penghasilan dari komisi transaksi di kelas yang ada, itu hanya cukup untuk memperpanjang usia hidup Arkademi. Lagipula saya tetap harus memastikan agar Arkademi dijalankan secara ramping (lean) sebagai pengelolaan risiko dan menjaga kelincahan. Terutama sampai masuk ke tahap traksi. Namun supaya traksi segera tercapai, Arkademi harus dikelola oleh tim. Tak mungkin bisa saya lakukan sendirian karena kemampuan seorang individu terbatas.
Oleh karena itu, Arkademi tiba pada tahap dimana ia memerlukan pihak yang bersedia menitipkan uangnya karena percaya pada misi besar yang Arkademi emban dan percaya kepada saya dalam mengelola sebuah usaha. Pihak yang memiliki mimpi yang sama untuk menciptakan dampak pada skala bangsa sekaligus menjadikannya usaha yang menguntungkan secara finansial agar bisa berkembang.
Beberapa orang sudah menyatakan minat menanamkan modalnya pada Arkademi pada nominal dari puluhan hingga ratusan juta. Namun selalu saya tolak. Bukan saya jual mahal. Tapi uang bukan yang satu-satunya Arkademi butuhkan. Tapi juga akses, jejaring, dan mentorship untuk mengakselerasi kecepatan Arkademi. Investor Arkademi haruslah mereka yang bersedia bekerja bersisian, membimbing dan membukakan jalan bagi Arkademi ke potensi-potensi baru, serta memiliki mimpi dan visi yang sama. Bukan sekadar mereka yang percaya bahwa Arkademi bisa menjadi ‘mesin pengganda uang’ di masa depan.
Saya bersyukur. Dua hari lalu saya mendapat email undangan dari GnB Accelerator untuk pertemuan hari Senin minggu depan. GnB adalah investor dan accelerator gabungan dari Silicon Valley AS (Fenox Capital) dan Jepang (Infocom). Beberapa startup yang mereka danai adalah Hipcar, Ahlijasa, 4Doctor, PopLegal, Paprika, Sticar, hingga PanenID. Bila berjodoh, Arkademi akan masuk di program accelerator GnB yang menyediakan akses ke talent pool, mentor, klien/market, fasilitas kerja, dan investasi. Bahkan bila tidak berjodoh pun saya merasa sangat terhormat sudah mendapatkan perhatian dan kesempatan dari investor sekelas GnB.
Sejak awal Arkademi dirancang untuk lincah dan mempersiapkan berbagai skenario termasuk skenario terburuk. Tapi tidak ada skenario gagal. Arkademi akan tetap ada dan berkembang dalam tiap keadaan. Saya menjamin itu. Karena sebenarnya saya tidak pernah bekerja sendirian. Selalu ada teman-teman semua di sisi saya: mentor, siswa, dan setiap orang dimana kita berbagi mimpi bersama untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik lewat pembelajaran berkelanjutan. Orang-orang yang percaya dan menitipkan mimpi itu kepada saya.
Percayalah, anda bisa mengandalkan saya. (*)